Kamis, 30 Agustus 2012

Guru Bersih dan Guru "tidak bersih"

Pekan ini sedang hangat-hangatnya publik membicarakan tentang pernyataan seorang Wamen yang mengkritik para advokat korup. Kalau dicermati memang semua profesi juga terdapat yang namanya bla bla bla bersih dan korup.

Menjadi guru merupakan profesi yang mulia. Profesi ini merupakan profesi dimana tidak semua orang dapat menjalaninya. Seseorang perlu kesabaran dan keuletan untuk menjadi seorang pendidik.

Fakultas keguruan terkadang dicap sebagai " kampus pelarian". Apalagi sekarang ini banyak lowongan CPNS yang menarik para calon  mahasiswa untuk bersaing dalam kancah cari mencari pekerjaan "aman", meskipun gaji kecil tapi selalu ada pada awal bulan.

Nah, disinilah titik pisah yang akan menjadikan seorang guru itu nanti "berpredikat" guru bersih atau korup. Seorang yang menjadi guru dengan berniat benar-benar mengabdi kepada umat maka otomatis dia akan bekerja tanpa pamrih dan enggan mengeluh walaupun banyak keterbatasan pendapatan. Dan seorang yang hanya berniat mencari pekerjaan menjadi guru secara otomatis hanya akan melaksanakan kewajiban mengajar saja, tanpa ada beban harus mendidik seorang anak bangsa.

Apabila seorang guru sering datang terlambat tanpa alasan jelas, malas mengajar dan acuh tak acuh tehadap moral siswa, padahal makan gaji tunjangan sertifikasi yang notabene dari rakyat, maka guru seperti ini belum bisa disebut guru bersih.

Maka dari itu guru hendaknya bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Bukankah ini akan menjadi ladang pahala bagi guru kelak dimana semua cerita telah berakhir pada titik kematian?. Wallahualam.

0 komentar:

Posting Komentar

Makasih atas komennya yaaa : )