Senin, 03 September 2012

NASIB ANGGARAN PENDIDIKAN DI NEGERI IMPIAN



Alkisah, di sebuah negeri impian yang bernama NKSU alias Negara Kesatuan Salah Urus. Negeri kaya raya, konon gemah ripah loh jinawi. Negeri ini memiliki penduduk yang banyak, sangat banyak. Hampir semua penduduknya beragama, bahkan mengklaim bangsa yang menjunjung tinggi nilai agama, walaupun dalam prakteknya negeri ini tidak mau memakai agama dalam Undang-undang Negaranya. Negara Agama, bukan. Negara Komunis juga bukan. Tapi dengan malu-malu akhirnya mengakui bahwa dia sebenarnya negara Sekuler.
Setelah sekian lama dijajah oleh bangsa Bar Bar selama beratus tahun, lalu akhirnya Negeri impian ini merdeka. Dengan darah dan airmata para pejuang yang ikhlas, negeri impian ini medeka dari penjajah.Tapi lagi-lagi negeri ini belum sepenuhnya merdeka, terutama merdeka dalam “kebodohan”. Konon suatu hari, DPR negeri ini akan mengadakan rapat pleno tentang pembahasan anggaran pendidikan sebesar 20%.
Rapat penting itu dihadiri hampir semua fraksi dari partai-partai yang ada. Partai Pisang Goreng, Partai Onde-onde, Partai Nasi Aking, Partai Senyum Manis, bahkan Partai Bingung Sendiri juga hadir lengkap dengan Fraksi dan Komisi nya. Tapi yang paling menonjol adalah dari dari Komisi 212, yaitu komisi yang menangani masalah PENDIDIKAN dan Pengentasan “KEGENDENGAN”.
Singkat cerita, setelah terjadi perdebatan alot antar Partai, dimana setiap Partai pada memperjuangkan nasibnya sendiri-sendiri sampai lupa hari itu akan membahas tentang pengesahan Anggaran Pendidikan 20% untuk pendidikan. Akhirnya Presiden yang gemes melihat hal itu, segera kirim SMS pada ketua DPR (Dewan  Penghisap Rakyat) menyuruh segera menertibkan sidang tersebut. Lalu dengan cepat Ketua DPR menggebrak meja sambil teriak “Matikan Laptop, Ipad, HP, BBM, emang ga bosan nonton film Parno terus! Itu bikin otak kita ga pinter tauuuuu.... kata ustadz itu kan dosa gitu lochh...”. Hadirin langsung diam dan pucat apalagi banyak media massa yang sedang meliput disitu.  Akhirnya disahkanlah anggaran pendidikan 20% tersebut dengan berat hati.
Dengan bangga Pemerintah Negeri ini mengklaim telah berhasil dalam menangani pendidikan nasional. Maklum perintah sebelumnya belum sadar akan pentingnya pendidikan jadi baru rezim inilah yang berani seperti itu.
Beberapa tahun kemudian ternyata banyak ditemukan anak-anak yang tidak sekolah, gedung sekolah roboh, guru menuntut kesejahteraan, bahkan fasilitas pendidikan pun masih jauh dari kata lengkap. Meskipun itu ada tapi kualitas sarana pendidikan sangat buruk. Lalu kemana Anggaran sebanyak itu mengalir sehingga kurang menyentuh dari tujuan semula? Kenapa Banyak Gedung sekolah rusak, padahal belum lama dibangun? Kenapa Fasilitas pembelajaran berkualitas jelek?
Lalu apa dan siapa yang salah? Pemenang tender proyek yang mengurangi kualitas kaleee..... EEEEeeee selidik punya selidik, informasi dari agen 0077 ternyata sudah ada deal alias kong kalikong sesama pemegang kebijakan untuk bagi-bagi untuk atas sebuah proyek, mulai dari hulu sampai hilir, semua minta bagian (maklum, koruptor dihukum ringan disini). Aduh-aduh, kalu begini ceritanya berapapun anggaran yang dianggarkan ya tidak akan menjamin kualitas pendidikan. Dan negerinya itu sudah menjadi rahasia umum di negeri ini. Maklumlah, untuk menghidupi partai, emang jalan apalagi kalau tidak bermain seperti ini. Tidak lucunya banyak fasilitas pendidikan yang masih jauh dari kata baik, biaya kuliah sangat tinggi,wajar warga negara hanya cukup lulus SMA dan menjadi kuli di pabrik-pabrik orang bermata sipit,  alamaakkkkkk.....
Akhirnya, semua bingung, para pakar pendidikan juga bingung, dan berdirilah Partai Bingung dimana-mana.
Inilah potret disebuah Negeri bernama Negara Kesatuan Salah Urus, Negara auto pilot yang tidak Ideologis, Negara yang tidak tau harus berbuat apa, bukankah agama sudah mengajarkan bagaimana mengurus pendidikan, bahkan mengurus negara, tapi itu tidak berlaku di Negeri ini. Wallahualam.


0 komentar:

Posting Komentar

Makasih atas komennya yaaa : )